Pages

If there's no orange in the sky, i do try enjoying grey: I am a delusion angel.

23.8.09

....di sebuah kota metropolitan

Saya sedang melihat orang-orang di halte busway itu
mereka berjalan begitu cepat
apa yang mereka kejar?
waktu kah? pekerjaan yg menunggu kah? pertemuan kah?
mereka menjadi tidak peduli satu sama lain
saling tubruk, saling mendahului,
saya melihat mata mereka. tidak ada yang mengartikan makna apa-pun karena pikiran mereka sudah lompat ke sana ke mari

Rambut wanita itu berkibar mengikuti ayunan langkahnya yg cepat tak beraturan. tuk..tuk..tukkk... high heels-nya tak lelah berbunyi.

Pria berdasi itu berjalan angkuh. setiap langkahnya adalah dua kali langkah saya

Gadis-gadis bercelana pendek itu memandang sinis pada saya yang bercelana panjang nun lusuh ini. mungkin mereka berpikir begini : "wanita malang yang tidak mengikuti mode.."

Lalu ada sepasang pria ganteng berpenampilan keren. oh..ternyata mereka homo yang sedang kasmaran. mata mereka berbicara seperti ini: "oh honey bunni-ku sweety beibeh,,,, sekarang kita ga peduli bermesraan di mana pun. dunia kan sudah mau kiamat.."

Terus..ada anak kecil buntet yg gayanya mirip sang mama di sampingnya. dia sibuk memainkan HP canggih. saya teringat sesuatu, teringat bocah tengil bernama.. monic.

Dan oh no... apa-apaan ini. saya baru sadar, hampir semua orang disekitar saya memegang Blackberry di tangannya. saya mendengar si blackberry teriak-teriak begini: tolong jangan siksa sayaaa....rocker juga manusia...blackberry jugalah handphone.. (loh?)

Lalu saya melihat wanita masa kini dengan rok-mini-berstocking-hitam-legam berwajah enggan. rambutnya penuh dengan tatanan hair stylist terbaik se-indonesia. saya pikir, dia sukses banget bangun subuh untuk penampilannya (selamet yee..). ehem.. enggan-nya membahasakan ini: "idih..ga level sama kalian semua di sini! jangan deket-deket sama saya, saya ga rela bau matahari, parfum saya lima juta tau!" mba, siapa suruh ga naik alphard ajah?

Umm.. di pojok sana saya melihat wanita anggun berkerundung panjang. panjang sekali. sekali lagi.. panjang sekali. tidak peduli dengan panasnya Jakarta yang tidak berkeperimanusiaan (awas keselek bacanya). dan tidak peduli sekarang dimana, ia hanya ter-fokus pada juzamma kecil di tangannya. "aku ingin kan surga...."

sniff.. pemandangan yang konyol. Jakarta... tenang sedikit nape!
oke lah, saya menyingkir saja. sawah....tunggu aku!! gedung-gedung tinggi itu seperti ingin menghimpit saya yang tak berdaya ini. kyaaaaa...........

No comments:

Post a Comment