Pages

If there's no orange in the sky, i do try enjoying grey: I am a delusion angel.

26.12.09

vampire dan segelas kopi hitam

Namun aku selalu suka, ketika hujan di pagi hari.
Pagi itu, saat aku membuka mata, aku dengar hujan membangunkanku
Aku membuka jendela, menghirup nafas sedalam-dalamnya
Serasa menyapa, “datanglah kawan....”
Aku merasakan pagi...yang sangat eksotis, sangat romantis namun sendu.
Mendung...dingin....dan begitu sunyi. Lampu-lampu jalan terlihat masih saja berpijar
Kabut masih berputar-putar pelan, belum beranjak
Aku tersenyum.

Pagi itu membuatku bahagia..karena aku tau, disaat mereka semua enggan membuka mata
Dan melanjutkan mimpi yang tertunda
Aku, diujung jendela ini, menanti kedatangan kereta kuda
Yang datang jauh-jauh dari kegelapan
Membuka gerbang purnama..menghalau mentari yang sedang bersembunyi takut kebasahan
Dengan darah segar masih berceceran disekitar dagunya, dia...vampire ku tersayang
Ada didepanku sekarang. bercerita..Pada malam perburuannya yang menegangkan
Dia bilang, aku cantik dengan piyama ini dan ingin terus berkawan.
Ditengah-tengah ceritanya, aku kelupaan. Segelas kopi hitam....
Saat aku buru-buru ke dapur, aku dengar pekikan kuda yang semakin samar
Aku dan segelas kopi hitam, memandang hampa ke arah jendela
pada hujan yang sudah reda...
Dan matahari menyampaikan pesan untuk ku melalui angin,
“waktunya kembali ke dunia nyata, dena......”

jangan dulu layu

Aku membayangkan hamparan rumput hijau yang luas
Ada satu dua titik sisa embun di ujungnya
Di atasnya langit bergantungan awan2 putih, dengan rona jingga yang tak mau gelap
Aku menggenggam setangkai bunga matahari, memakai sendal tali
Menghempaskan tubuh pada hamparan rumput
Menghembuskan penat pada gerombolan awan yang masih saja tersenyum
Memejamkan mata, menikmati semilir angin sore yang berbisik pilu
Namun mendung tak sanggup menghampiri,
karena aku pun ikut tersenyum

Engkau meninggalkanku bersama bunga matahari itu yang akan layu
Namun aku akan tetap disana, menggenggamnya, hingga ia mati dan tidak mekar lagi
Aku akan tetap disana sampai awan-awan itu kehilangan daya menghirup penat ini
Dan melepaskannya bersama gerimis
Dan aku akan beranjak, menuju ufuk timur, memetik satu bunga matahari yang sedang menyapa mentari, ketika pagi begitu cerah

Pagi, jangan pergi dulu.. karena aku ingin segera beranjak sebelum gelap
Mentari, jangan biarkan bunga matahari itu layu sebelum aku sampai di timur
Aku.. akan berlari.

20.12.09

absurditas perempuan absurd pada makna yang absurd

Kemarin saya berkunjung pada sebuah pameran foto, dengan tema di balik perempuan. Saat saya selesai berkali-kali mondar-mandir melihat, menelisik dan menghayati foto demi foto, saya tidak mendapatkan jawaban yang paling ‘nendang’ dari karya-karya para sang pemotret atas pandangan mereka dari ‘di balik si perempuan’. Lalu ada apa dengan di balik perempuan? Saya tidak bilang foto mereka jelek. Bahkan mereka adalah hebat, karena sudah bisa melahirkan pameran foto itu. Hanya saja saya tidak menemukan makna dari ‘di balik perempuan’ atau kenapa mereka bertanya-tanya pada apa yang ada ‘di balik perempuan’. Mungkin ini hanyalah masalah bahasa. Bisa jadi bahasa foto..atau mungkin bahasa dari tema itu sendiri. Atau mungkin saya memang permpuan yang absurd dan bingung sendiri untuk mengartikannya. Hmm.. Saya sudah balik frame salah satu fotonya, di baliknya juga tidak ada jawaban dari perempuan ;P Baiklah, dampaknya...saya bertanya sendiri., Perempuan???

Saat saya di pinta mendefinisikan bagaimanakah perempuan, hal pertama yang saya lakukan adalah, berkaca..mengartikan diri bagaimana kah saya. Namun saya tidak menemukan rentetan arti untuk diri saya sendiri. Ketika saya berbalik pada definisi perempuan, saya menemukan hamparan sangat luas dari arti sebuah definisi.
Perempuan begitu dinamis dengan gejolak yang terus bergerak. Terutama ketika kita mengarah pada satu kata bernama perasaan. Hanya ada bayangan yang siluet, bayangan bergerak dan samar-samar saat saya memejamkan mata dan mencoba membayangkannya.
Mungkin jawabannya adalah, absurd.

Lalu kita beralih pada arti cantik. Hampir semua orang akan menjawab, putih, berambut panjang indah hitam legam tergerai, kaki jenjang tinggi semampai, feminim, berbicara lembut malu manja dan bermata besar. Berarti saya adalah wanita yang sama sekali tidak cantik, karena tidak masuk dalam kategori itu semua hahahahahaha. Lalu ada perempuan yang bilang, tidak selalu...tidak. tapi faktanya, mereka bekerja keras untuk menggapai itu semua. Segala bentuk hukum ‘katanya’, tanpa di sadari ato mungkin sesadar-sadarnya menuntut cantik dalam kategori itu semua. Mau tidak mau,,definisi cantik itu menjadi terbawa arus ‘katanya’ dan terperangkap pada tempat yang sempit dan tidak bisa di ganggu gugat. Muncullah iklan, ajang model, role model, klinik kecantikan yaanggggg...... mengarah pada yang saya sebutkan tadi di atas.

Teman-teman yang terhormat, ini hanyalah pandangan dari seorang perempuan yang absurd, bagaimana pun terserah pada masing-masing anda semua. Namun saya ingin berkata, bahwa Beruntunglah jika mereka adalah para wanita yang berdiri sebagai mereka yang nyaman atas diri sendiri, pada anugerah kanjeng Gusti yang tak terkirakan, karena pada saat mereka di lahirkan sebagai perempuan, sedetik itu juga mereka adalah keindahan.

Oh Juni

“Juni.....”. ups.
“....Mona”.
saat selesai berjabat tangan, saya langsung menyesal sedetik kemudian. Kenapa namanya Juni? Kenapa ga Juli atau Susi?

Bulan Juni, bagi saya, selalu memberikan kejadian yang tidak ingin saya ingat, selama-lamanya. Selalu ada insiden mengejutkan di bulansialan itu. Oh..ini hanya lah reka-an saya, saya yang membuat saya sendiri membenci Juni, dan saya tau....Juni tidak mengerti apa-apa atas rentetan kejadian itu semua.

Juni, beri saya waktu....

14.12.09

berpijak... melangkah.

setelah beberapa waktu terbang ke awan
pada akhirnya saya kembali berpijak pada tanah.


saya mengartikan awan sebagai perasaan
dan tanah adalah logika.
analogi yang aneh ya ;)

Oya temans, pada postingan kali ini, saya hendak merubah gaya penulisan saya, yang tadinya sangat ke-AKU-an dan samar-samar (dan katanya suram), kali ini saya ingin lebih..oww.. saya tidak tau istilahnya, mungkin tidak kaku kali ya. kenapa?
Tadinya saya mati-matian mempertahankan warna blog ini, seiring dengan saya yang ber-idealisme pada prinsip2 hidup saya. pada apa yang saya yakini dan pertama saya ucapkan. namun, fase demi fase berlalu..perubahan dalam hidup adalah perlu dan pasti. Dan setelah saya membaca biografi seorang pelukis ternama dari malaysia, Ahmad zakii anwar, ada kata2 dari Beliau yang menyentuh alam pikir saya. ada kejenuhan pada proses yang otomatis. hal-hal yang sudah menjadi "Gue Banget" kadang bisa menjadi momok dalah hidup. karena pasti akan ada Kejenuhan. Meskipun ini adalah soal pilihan, mau menikmati kejenuhan itu atau mengelolanya. Dan saya memilih, mengelolanya menjadi passion yang baru.
Lalu, alasan lain adalah, saya sudah cukup bosan mendengar komentar teman-teman blogwalker negri di senja ini, yang selalu bertanya-tanya, apakah hidup saya se-suram itu dan tidak pernah bahagia?? dan mungkin mereka juga bosan untuk bertanya-tanya lagi ke saya, tentang postingan saya yang selalu suram katanya. Oke, mungkin saya bukan lah orang yang mampu mengekspresikan kebahagiaan. Tapi, saya pernah bahagia sampai pipi saya merah kok ;p

saya jenuh pada kotak yang sempit ini. saatnya melapangkan segalanya..bernapas sedalam-dalamnya.... dan tersenyum. ^_^

Dalam Diam

Terkadang, Diam bukan berarti tidak bermakna apa-apa.
Ada kalanya, diam penuh dengan isyarat.
Tidak selamanya semua harus terungkap dengan kata.

Dengarkan baik-baik suara hati..dalam diam yang hening.
Dan dalam diam-ku ini.. aku kirimkan banyak pertanda..
..dan seribu pesan..yang mungkin tidak akan menjadi rangkaian kata-kata

9.12.09

tak ada yg tergantikan

Tak ada yang pernah tergantikan
hanya akan terkikis pelan-pelan

ini semua akan hilang...bersama waktu yang terus berjalan
dan bukan menggantikan, namun datang.

siap kah?
menerima kenyataan yang tak akan pernah terhindarkan ini?

6.12.09

pesan

aku sampaikan pesan pada sebuah sore yg kelabu..

semakin kelabu...
dan aku tau pesan itu tidak akan pernah sampai.

benar saja..pesan itu menjelma menjadi hujan yang deras tak terkirakan
mengalir dan larut bersama berbagai macam terpaan
mengalir menuju sungai yang tak mengerti makna pesan itu
dan membawanya kemana saja arus pergi
mengalir hingga ia lupa jalan pulang..
pecah tak terkirakan saat melewati simpangan

dan pesan itu tidak pernah tersampaikan
bahkan ketika tiba mentari menerangkan jalan...pesan itu sudah kelelahan.

dan tak tersampaikan.

namun angin menyimpan rahasianya...membawanya pada tangisannya yang tak pernah terdengar, oleh dia.

dan (lagi) pesan itu...tidak pernah tersampaikan.

2.12.09

Salam

Kita bertemu, namun cukup sampai senja menghilang..
Lalu aku kembali sendiri bersama kebingungan malam.
Kamu kembali pada sebuah negri yg asing bagiku. Bahagia kah kamu di sana?
Jika suatu hari kamu melihat pelangi, pandanglah.. Sekejap saja kamu berkedip, pelangi itu hanya akan menjadi mendung yg kelabu..
Semoga segala kesan yg tertinggal tidak akan meluruh kala hujan yg tiba tiba datang deras mengguyur pelangimu dan senjaku