Pages

If there's no orange in the sky, i do try enjoying grey: I am a delusion angel.

29.9.09

ter....lambat

lalu kamu datang terlalu terlambat..
kita bahkan tidak bisa memutar waktu sedetik yang lalu bukan?
saya sudah keluar dari hidupmu. dan sekarang saya hendak pergi.
jangan katakan apapun, karena ini lagi2 karena ketidak-sinkron-an.
m-a-a-f

bayang-bayang

bayang-bayang hanya ada ketika di sana ada matahari

28.9.09

Kombinasi abstrak

Ada sore. Ada senja.

Bagi saya, sore adalah moment terpenting dalam sebuah hari. Karena ketika sore, segala penat meleleh bersama kesejukan sore dan lukisan langit yg selalu tak terduga. Dan puncaknya ada pada senja yg membawa setiap org yg memandang pada dunia mimpinya masing2. Hanya senja dan mereka yg tau.

Ada kopi. Ada cerita lalu. Ada filosofi hidup.

Seolah-olah kopi mengantar saya pada euforia dulu. Seolah-olah kopi mewakili definisi kehidupan, manis dalam kepahitan, pahit dalam kemanisan. Ada suka, ada duka. Keduanya terikat oleh tali yg kasat mata.

Ada mati rasa. Ada keangkuhan

ketika rasa sudah kecewa dan menjadi skeptis, akan ada tembok yg lebih tinggi yg tak ingin digapai dulu oleh siapapun itu apapun alasannya itu. Tak ada yg tau kenapa logika tak mampu menembusnya. Mungkin waktu masih punya kejutan untuk menjawabnya.

Sore dan kopi dan mati rasa. Menjadi teman sejati pada seorang yg abstrak.

ingin ikut saya ke alam khayalan?

saya sedang mendengarkan deburan ombak di atas tebing yang tinggi. langit begitu jingga. ya, saya sedang menanti datangnya senja. pandangan ini seolah tak berbatas. diiringi alunan angin yang lembut menyapa saya.. dan pantai kehijauan nun jauh di bawah yang meluluhkan mata.

saya mengenakan baju yang tidak seperti biasa. bisa di bilang sangat etnik namun sederhana. dan di kejauahan ada iringan gamelan yang saling bersahutan dengan kicau burung yang mau pulang.

lalu saya bersandar pada bebatuan. melepaskan semuanya pada langit yang seolah-olah begitu dekat didepan mata. ingin saya meraih satu awan saja..yang bisa membawa saya ke negri senja.

saya bebaskan pikiran sambil memejamkan mata. dengarkan baik2 suara ombak yang merintih pilu minta di jemput. jejak-jejak langkah dipasir putih itu pun sudah habis tak tersisa. di sana hanya ada saya, deburan ombak, dan langit jingga.

lalu saya merasakan pandangan yang begitu silau oleh cahaya yang ditunggu-tunggu. saya bangunkan diri dan menggapainya. saya terpaku dan lidah saya kelu.

baju saya melambai2 lembut beraturan diikuti lambaian rambut saya yang memanggil gelap. saya harus pergi sebelum senja yang lebih dahulu meninggalkan keindahan ini. karena ditinggalkan lebih pahit rasanya... daripada meninggalkan...

besok sore saya akan ke sana lagi. merasakan semuanya bersama keindahan negri impian...

27.9.09

atas nama sebuah seni, ijinkan saya bertutur kata.

seni memang tidak berbatas. sebuah karya seni memberikan kebebasan, kepada anda, sebagai penikmat seni, untuk menikmatinya.. meresapinya.. memujinya.. mengkritiknya.. dan mengartikannya.

foto. lukisan. patung. instalasi. puisi. dan terlalu banyak lagi yg lainnya.

tapi, ternyata membangun image sebagai seorang penghasil karya seni adalah utama. yeah... orang2 bisa saja bilang foto itu keren karena sudah tau siapa fotografernya. padahal misal dengan foto yang persis sama lalu yang motret adalah siapa-yang-tidak-terkenal maka foto itu akan di lihat dengan sebelah mata (kaya captain hook doonk..haaa kidding) atau kita bisa saja menyukai lukisan itu karena memang sudah kagum pada pelukisnya dengan karya-karya sebelumnya. sugesti seperti ikut andil disini. tapi ini bukan hukum mutlak, kan? semoga saja.

22.9.09

egosentris

saat kita merasa tidak berharga karena bukan kita yang terpilih, itu adalah egois.
saat kita merasa tertinggal,tak bergerak karena ditinggalkan, itu adalah egois.
saat kita marah, bahwa yang terjadi tdk seperti yang diharapkan, lagi-lagi itu egois.

jangan biarkan egosentris menjadi pemenangnya. bahkan kita tidak pernah memiliki siapapun sampai kapanpun.

....

apa enaknya menjadi bayang-bayang yang hanya menyimpan bayang-bayang?

20.9.09

gitar.malam.sting.

di tempat yang minimalis itu tidak pernah ramai dan apalagi berisik. selalu ada buku-buku dan perpaduan kopi. selalu ada gitar di pojok dekat lukisan abstrak itu. gitar itu setia menemani si abstrak, malam yang abstrak dan seorang gadis yang....juga abstrak. cukup saja dia berdiri berpura-pura tangguh di sudut sana padahal dia begitu rindu untuk di mainkan. hingga senarnya menjadi sangat kaku.

lalu gadis abstrak yang nyaris absurd itu datang di malam yang biasa bersama sebuah nikon. melepaskan lelahnya seharian tadi dengan ratusan objek2nya. lalu ada yang dia tau itu siapa. dia menyingkir mendekati gitar yang sejak tadi menantinya. dia gelisah. atau entah bahagia. entah bagaimana semua bermula gadis itu sudah tidak sendiri di dekat lukisan dan gitar itu. pecahlah percakapan yang ternyata sudah mereka tunggu sejak dulu. buku, fotografi musik, tidak ada basa-basi.

dan seperti yang sudah di duga, lalu gitar yang haus petikan itu di ambil oleh siapa-yang-gadis-itu-tau. dia memainkan sting. tiba-tiba semua menjadi sepi. hanya ada petikan gitar...dan suaranya. bersamaan dengan itu gadis itu pura-pura membaca, sambil menyeruput kopi hingga habis tak tersisa. dia berharap, ada sekat agar dia tidak mampu mendengarkan suaranya dan petikan gitarnya.

betapa euforia itu sungguh menyiksa. melahirkan kegelisahan yang abstrak.

it's a culture, beibehh

lebaran sudah seperti sebuah "tradisi" untuk mengucapkan kata maav.
apakah saat mulut berkata, 'mohon maav lahir dan batin'
hati kita juga terbuka untuk membuka pintu maav?
ternyata, tidak juga...

tapi semoga, saat kata berucap; maav, dan saat kita berkata; saya maavkan
saat itu juga terjadi sebuah proses melepaskan segala yg terlalu lama tersimpan pada ruang ketidakikhlasan, ruang sakit hati, dan ruang dendam. atau apapun itu namanya.

setiap proses pasti ada awal, bukan?
semua berawal dari kata-kata... maav.

selamat berjuang untuk berkata maav dan memaavkan..... ;)



sore lebaran 1430H

15.9.09

Janji Pagi

Baiklah, saya keluar dari dunia naif ini
Kamu tidak akan pernah melihat saya lagi
Pagi ini mendesak saya untuk kembali bermimpi
Mata yang sekejap terpejam ini menyimpan semuanya..semuanya bersama harmoni yang menyayat hati dan waktu yang sekejap berhenti untuk mata yang terpejam ini.

9.9.09

Seolah-olah telah terbayar

Saat bertemu dengan obsesi lama dan berkepanjangan,
dan dia menyapamu..
Maka tuntas sudah segalanya saat itu juga. eh?

"Evolusi", Jalaludin Rumi

Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan,
Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang,
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia
Namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia, dan melambung bersama malaikat
dan bahkan setelah menjelma malaikat aku harus mati lagi

Segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali

Apabila telah ku korbankan jiwa malaikat ini, aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami

Oh... Biarlah diriku tak ada!
sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci
"kepada-Nya kita akan kembali"


Hanna rengganis. Für meine schwester: Monalisa

6.9.09

Nirvana

Aku ingin mencapai NIRVANA
yaitu, kebahagiaan tertinggi

Maknai dan berilah makna
dari setiap kejadian, setiap waktu

Biarkan semua datang dan pergi pada waktu dan porsinya masing-masing

5.9.09

nyanyian stasiun

hanya ada musik yang biasa di stasiun itu
musik yang melepas kepergian atau yang menyambut kedatangan penumpang
setiap nadanya begitu perih.. seperti nada yang tidak punya haluan
setiap dentingnya, seirama dengan detak jantungku
dan menyisakan ruang kosong yang luas dan hampa...
hanya ada pemandangan seperti biasa di stasiun itu
tumpah ruah para manusia yang tergesa-gesa dengan wajah mencari-cari
namun tidak ada siapa-siapa lagi yang perlu aku cari yang menungguku di sudut yang biasa