Pages

If there's no orange in the sky, i do try enjoying grey: I am a delusion angel.

27.2.09

lukisan ini harus cantik

lukisan ini akan selesai. sebentar lagi.
kamu mau kasih warna apa?
aku sudah siap dengan kuas ini
aku pilih warna oranye
lalu kita perlu menggoreskan abu abu, ku rasa.

dan lihat....!
lukisan ini semakin membentuk abstrak
entah apa yang ada di kepala kita....
kenapa kamu tidak membentuk rumah? atau pemandangan?
entah apa yang sedang kita lakukan....

tapi aku bahagia melukis denganmu.
aku tak ingin berhenti melukis denganmu
jangan pilih abu abu lagi
kita harus sepakat memberikan warna warna yang indah dan cantik,
untuk ruang terakhir yang semakin sempit di kanvas yang sesak ini
untuk lukisan terindah, hanya milik kamu dan aku.
dan lukisan ini cukup kita simpan di dunia kamu dan aku
tidak perlu kita pajang. sudah tidak ada tempat.

namun apabila..
andai ada kanvas yang lebih besar lagi...
andai kita bisa terus melukis bersama....
andai begitu, kamu mau melukis apa?

6.2.09

Tapi ada yg menyakitkan..

Tapi ada yg menyakitkan di tempat ini.
Kita lebih banyak tertawa daripada diam. Kita terus bersenda gurau. Tempat ini masih tetap mengesankan seperti pertama aku ke sana.
Tapi ada yg menyakitkan.. Saat aku memutuskan keluar dari gelombang rasa ini. Tidak ada yg salah. Tidak ada yg bisa dihindari.. Tapi aku yg harus pergi. Jauh.

5.2.09

titik kritis

Detik2 menjelang tidur.. saat saya merebahkan diri, segala beban seperti menari2 di atas kepala..dan saat itulah saya berpikir. sangat berpikir.
Tanpa disadari, terbentulah skenario mimpi. dengan segala kisahnya. dan ini, buruk.
Detik2 menyongsong pagi, saat mata terbuka, segala pikiran menyergap..dibumbui mimpi barusan tadi malam. Dan ini, nelangsa.

titik kritis, adalah detik2 saat kita menjelang tidur dan terbangun dari tidur. Adalah saat2 terapuh..

perjalanan

saya tak ingin berhenti diperjalanan ini. menikmati hijau, keanggunan gunung yg dibalut indahnya kabut. lalu terlihat pemandangan kesibukan pagi; seorang ibu menjemur pakaian sambil menggendong si anak, sepasang kakek dan nenek berjalan menyusuri jalan, anak2 sekolah bermain gembira,,,dan lagi..petani yg mulai sibuk di sawah.. dan lagi..lagi...
Saya tak ingin berhenti. dinginnya udara yg sejuk.. tak kan terhenti oleh titik. jangan dulu ada titik. saya tak ingin berhenti.. malas membayangkan harus sampai di semarang. menuju kampus. bertemu dosen. semakin dekat dengan kepenatan.
Teruslah wahai perjalanan... bawalah saya, kemana angin berhembus. jangan dulu berhenti.

4.2.09

Ajari aku menangis

Saat azan subuh menyapa, aku membuka mata. Perih. Aku tau baru saja mimpi buruk. Namun ternyata ini bukan sekedar mimpi. Perih.
Ajari aku menangis, sehari ini. Lalu jika malam menjelang, ingatkan aku utk melupakan bagaimana cara menangis.
Ajari aku menangis, agar terbuang tanya, terbuang perih. Dan apabila malam menjelang, ingatkan aku utk berhenti menangis.
Lalu esok hari, aku menjadi dingin lagi, menutup luka baru ini.
Ajari aku menangis.. Sebelum aku benar benar tak mampu utk menangis lagi.

2.2.09

dè javu

Sore itu busway penuh sesak. Mereka yg pulang dari aktifitas kesibukan berwajah enggan, letih berpeluh. Dari passer baroe, saya mendapat sedikit ruang di tengah. Dan ada dia. Berseragam sekolah pilot, rapi, bersahaja. Tersenyum pada saya. Pulang dari hunting, wajah saya cukup pantas disebut "kucel". Menyadari itu saya membalasnya dengan senyuman getir sambil berpikir: "putri buruk rupa bertemu pangeran berkuda". Lalu ada seorang wartawan menyapa. Kami berempat-ditambah 1 teman saya, berbincang diantara kesesakan busway. Kami membicarakan jakarta dan kepenatannya, saling bercerita tentang diri. Dan sekarang gilirannya. Anak seorang pilot yg sedang bersekolah pilot, sepantaran dgn saya. Kesan pertama, sangat "lucu" kata teman saya. Sopan dan ramah menurut saya. Seperti gambaran pilot yg ada dalam bayangan saya selama ini: tampan,gagah,bersahaja. Lantas kami terus berbincang. Melewati beberapa shelter, dia pamit Lalu turun. Meninggalkan- arti.
Waktu yg tak henti berlari, membawa saya pada dè javu. Sepulang dari 'antara' saya menunggu busway dan teringat dia. Mungkin sekarang dia sudah bukan calon pilot lagi. Karena dia tidak ada di busway yg sesak ini, di sore saya yg dè javu ini.

1.2.09

Pilu senja

Saat senja datang, aku terbang. Terbawa sensasi ketakjuban.. kegembiraan. Namun saat saya terpejam, tiba tiba terasa pilu, ada lubang di hati..ada yg hilang. Dan saya membuka mata.. Hanya ada gelap. Senja telah pergi.. Meninggalkan saya sendiri. Lantas saya terjatuh.
Ini bernama semu. Bahwa tidak pernah ada keabadiaan. Mungkin kita tidak pantas utk berharap, karena nantinya bola bola harapan akan menjadi pecahan kekecewaan.
Inilah kesemuan.. Keabsurdan..

Di sudut galeri

Di sudut galeri, saya melihat lalu lalang manusia pecinta seni, peduli seni, memaksa utk menyukai seni, pekerja seni, jurnalis yg terpaksa datang karena tugas, mereka yg terseret euforia seni atau mereka yg tiba2 bernasib sampai di galeri itu.
Sibuk,chaos,arogan,penuh pembicaraan,berisikan tatapan2 jeli,macam2 kepentingan. namun.. namun hampa.
Para kurator membahasakan seni dgn rumit,seolah2 ini utk kalangan intelektual. Para tamu yg nyentrik mendiskusikan sebuah lukisan,tak lupa tangan di lipat di dada,yang satu bergerak2 membahasakan kata. Gerombolan anak muda tertawa, wartawan berburu, mereka terpana,merenung dan mencoba memahami.
Namun.. Namun hampa.
Kemana perginya jiwa?
Di sudut galeri, saya melihat dunia,dunia kepura-puraan. Ada pada mereka dan juga pada saya. Pada para manusia

Langit jangan membisu

Sudah lama saya tidak menikmati langit. Langit selalu mengingatkan saya akan keberadaan Tuhan. Betapa kecilnya kita.Sangat kecil. Ada yg bilang hidup itu memilih. Lalu bolehkah saya memilih? Tuhan yang maha besar, mengapa ini semakin samar?

Filosofi ilalang

Di antara warna warni bunga bermekaran,di situ ada ilalang.
Ilalang mungkin tidak memiliki warna yg indah seperti mawar. Ilalang mungkin tidak berkelopak dan tak memiliki tekstur indah yg mengundang mata utk melihat.
Tapi rasakan ilalang.!Saat angin membawanya beterbangan..
Nikmati ilalang.. Dari kesederhanaan ilalang,byk yg bisa kita syukuri