Di sudut galeri, saya melihat lalu lalang manusia pecinta seni, peduli seni, memaksa utk menyukai seni, pekerja seni, jurnalis yg terpaksa datang karena tugas, mereka yg terseret euforia seni atau mereka yg tiba2 bernasib sampai di galeri itu.
Sibuk,chaos,arogan,penuh pembicaraan,berisikan tatapan2 jeli,macam2 kepentingan. namun.. namun hampa.
Para kurator membahasakan seni dgn rumit,seolah2 ini utk kalangan intelektual. Para tamu yg nyentrik mendiskusikan sebuah lukisan,tak lupa tangan di lipat di dada,yang satu bergerak2 membahasakan kata. Gerombolan anak muda tertawa, wartawan berburu, mereka terpana,merenung dan mencoba memahami.
Namun.. Namun hampa.
Kemana perginya jiwa?
Di sudut galeri, saya melihat dunia,dunia kepura-puraan. Ada pada mereka dan juga pada saya. Pada para manusia
pura-pura makan tahu...termasuk saya
ReplyDeletesami2 bpk..
ReplyDeletepura2 makan tahu itu..menjemukan