Pages

If there's no orange in the sky, i do try enjoying grey: I am a delusion angel.

16.3.10

sedikit doa pada pagi yang kering

Yang membuat saya terkejut adalah, saya tidak pernah menyesali ini. Apalagi berandai-andai, jika waktu bisa kembali, saya tidak akan menghapus kisah ini. Dan yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah, mengapa luka ini terus saja menggerogoti sel-sel tubuh saya. Padahal mata saya sudah saya buka lebar-lebar..meskipun saya masih saja menutup rapat telinga saya.

Tentu saja saya tidak terkejut apabila saya membayangkan kondisinya bukan seperti ini. Karena saya hanya mencari sudut ruangan, memandang jauh di jendela sebelah, sambil mengagumi sore. Dan saat itu, saya menyiapkan diri berimajinasi. Lalu senja yang terkesan lembut, tiba-tiba seperti menghantam kepala saya, “dasar anak bodoh, masih saja kau larut pada warna ku yang semu ini, kau harus pulang ke dunia mu, sebelum gelap menenggelamkan mu lebih dalam, nak”. Terimakasih hantamannya senja, barusan itu sakit sekali.

Oke, saya kembali terkejut, ketika saya berhasil menyeret-nyeret tubuh saya, pada sebuah pagi yang kering sekali. Ada banyak kejadian disini. Saya tidak mempunyai kuasa apa-apa karena saya telat datang, hanya memandangi dan terus saja berjalan. Apakah saya sudah membuat keputusan yang salah? Haruskah saya biarkan mata terpejam sepanjang hari bukan bangun pada pagi yang seperti ini? Tetapi saya terus saja berdoa: “angin bisa kah kau merasakan bisikan-ku? hembuskan kebahagiaanmu... iringi tubuh ku yang masih rapuh, mungkin pelangi terhalang mendung di ujung barat sana..”

No comments:

Post a Comment