tadi aku memutuskan menuju mesin waktu
dan berakhir pada momen yang menyenangkan
hal hal yang aku idamkan.....
dan euforia yang "kalau saja.."
jika saja aku lupa 'pulang'
mungkin aku akan bahagia
namun, bukan kah itu tidak nyata?
29.3.10
28.3.10
4JJI
4JJI
betapa segala rasa adalah kuasaMU
segala waktu adalah milikMU
pertemuan & perpisahan adalah karenaMU
untuk tujuan hidupku
4JJI
betapa segala rasa adalah kuasaMU
segala waktu adalah milikMU
pertemuan & perpisahan adalah karenaMU
untuk tujuan hidupku
4JJI
semu
"…kadangkala awan gemawan begitu banyaknya. terapung di segala tempat seperti perahu kapas, menyembunyikan senja, sebuah peristiwa ketika matahari seperti bola yang melesak ke balik cakrawala, yang selalu mengingatkan manusia betapa keindahan yang sempurna hanyalah sesuatu yang semu saja, seperti kebahagiaan, yang lewat melintas dalam kenangan terbatas…"
(SGA)
(SGA)
27.3.10
jika memang sudah waktunya
saya adalah pecundang dalam menulis hahaha.. karena berteori memang menyenangkan. membuat kita mengangkat kepala.. entah beranjak atau tidak setelah itu.
"siapkan hati untuk yang pergi.. sediakan tempat untuk yang nanti datang dan sisa kan tempat untuk hal-hal yang tidak terduga"
lalu Buddha bilang, lepaskan dan sambut yang datang.
oh oh sungguh sederhana. tentu saja dalam sebuah hubungan, kita menginginkan yg terbaik, dan bahagia untuk keduanya.
jadi apa yang perlu dipaksa kan jika semua sudah waktunya untuk dilepaskan?
jika kamu menjawab, masih sayang dan terlalu indah, kamu hanya menunda kebahagiaanmu sejak saat ini. klise sekali.
jika kamu menjawab, itu yang kamu ingin kan? sampai kapan kamu berbicara soal keinginan dan kenyataan?
jika ada kata-kata (dan tentu saja pasti anda sudah pernah mendengar ini) bahwa, Tuhan bukan memberikan apa yg kamu mau, namun yg terbaik, jika saja kamu mau menunggu sebentar dan lalu merasakannya. kamu akan berkata, betapa ini semua adalah proses yg indah.. bahkan kamu akan menemukan dirimu yang lebih utuh, dan tertawa konyol mengingat semuanya, atau bahkan kamu akan bersyukur atas apa yg sudah terjadi, sepahit apapun itu.
jika kamu masih melihat ada kehidupan di depanmu, dan ingin beranjak ke sana, dengarkan intuisi dan lakukan sekarang juga. bisa saja besok kamu sudah di langit ke tujuh dan menyesali karena menunda ini.
dan Tuhan selalu menunggu...... :)
"siapkan hati untuk yang pergi.. sediakan tempat untuk yang nanti datang dan sisa kan tempat untuk hal-hal yang tidak terduga"
lalu Buddha bilang, lepaskan dan sambut yang datang.
oh oh sungguh sederhana. tentu saja dalam sebuah hubungan, kita menginginkan yg terbaik, dan bahagia untuk keduanya.
jadi apa yang perlu dipaksa kan jika semua sudah waktunya untuk dilepaskan?
jika kamu menjawab, masih sayang dan terlalu indah, kamu hanya menunda kebahagiaanmu sejak saat ini. klise sekali.
jika kamu menjawab, itu yang kamu ingin kan? sampai kapan kamu berbicara soal keinginan dan kenyataan?
jika ada kata-kata (dan tentu saja pasti anda sudah pernah mendengar ini) bahwa, Tuhan bukan memberikan apa yg kamu mau, namun yg terbaik, jika saja kamu mau menunggu sebentar dan lalu merasakannya. kamu akan berkata, betapa ini semua adalah proses yg indah.. bahkan kamu akan menemukan dirimu yang lebih utuh, dan tertawa konyol mengingat semuanya, atau bahkan kamu akan bersyukur atas apa yg sudah terjadi, sepahit apapun itu.
jika kamu masih melihat ada kehidupan di depanmu, dan ingin beranjak ke sana, dengarkan intuisi dan lakukan sekarang juga. bisa saja besok kamu sudah di langit ke tujuh dan menyesali karena menunda ini.
dan Tuhan selalu menunggu...... :)
berdialog dengan alam
saya suka sekali memejamkan mata saat angin berhembus kencang.
rasanya seperti ada semacam kebebasan..
meskipun harus menelan kecewa saat membuka mata
dan masih saja di tempat yang sama.
namun itu saya sebut cara,
untuk berdialog dengan alam.
menitipkan pada angin sedikit demi sedikit penat..
lalu saya merasa sedang tersenyum sekarang...
:)
rasanya seperti ada semacam kebebasan..
meskipun harus menelan kecewa saat membuka mata
dan masih saja di tempat yang sama.
namun itu saya sebut cara,
untuk berdialog dengan alam.
menitipkan pada angin sedikit demi sedikit penat..
lalu saya merasa sedang tersenyum sekarang...
:)
chasing pavements
Should I give up,
Or should I just keep chasin' pavements?
Even if it leads nowhere
Or would it be a waste
Even if I knew my place
Should I leave it there
Should I give up,
Or should I just keep chasin' pavements
Even if it leads nowhere
I build myself up
And fly around in circles
Watin' as my heart drops
And my back begins to tingle
Finally, could this be it
Or should I just keep chasin' pavements?
Even if it leads nowhere
Or would it be a waste
Even if I knew my place
Should I leave it there
Should I give up,
Or should I just keep chasin' pavements
Even if it leads nowhere
I build myself up
And fly around in circles
Watin' as my heart drops
And my back begins to tingle
Finally, could this be it
26.3.10
dalam do'a
ya Allah Tuhanku,
malam ini aku ingin cepat tidur,
tanpa mimpi.
dan disaat pagi,
biarkan aku merelakan semuanya.
dan saat beranjak,
biarkan aku menemukan diriku yang kuat,
yang sebenarnya.
ya Allah ya Tuhanku,
jauhkan hamba dari segala ketergantungan,
selain kepada Engkau.
jauhkan hamba dari kesemuan,
yang hanya menyakitkan.
ya Allah ya Rabb,
sinarkan energi yang baik
agar aku menjadi orang yang ikhlas
hilangkan segala prasangka,
yang pelan-pelan mulai merenggutku.
ya Rabi, ya salam,
biarkan doa ini terekam disini
agar abadi.
aku menunggu jawabmu
fa inna ma'al 'usri yusraa....
inna ma'al 'usri yusraan...
malam ini aku ingin cepat tidur,
tanpa mimpi.
dan disaat pagi,
biarkan aku merelakan semuanya.
dan saat beranjak,
biarkan aku menemukan diriku yang kuat,
yang sebenarnya.
ya Allah ya Tuhanku,
jauhkan hamba dari segala ketergantungan,
selain kepada Engkau.
jauhkan hamba dari kesemuan,
yang hanya menyakitkan.
ya Allah ya Rabb,
sinarkan energi yang baik
agar aku menjadi orang yang ikhlas
hilangkan segala prasangka,
yang pelan-pelan mulai merenggutku.
ya Rabi, ya salam,
biarkan doa ini terekam disini
agar abadi.
aku menunggu jawabmu
fa inna ma'al 'usri yusraa....
inna ma'al 'usri yusraan...
ironi
ada tawa bahagia dan kesedihan hingga kehabisan air mata.
dua hal tersebut terjadi dalam waktu yang sama namun pada tempat yang berbeda.
kebahagiaan tersebut terekam abadi..
kesedihan itu tersisihkan, tiada yang tau.
langit lah yang menyaksikan keduanya, namun ia tak bisa berbuat apa-apa
dua hal tersebut terjadi dalam waktu yang sama namun pada tempat yang berbeda.
kebahagiaan tersebut terekam abadi..
kesedihan itu tersisihkan, tiada yang tau.
langit lah yang menyaksikan keduanya, namun ia tak bisa berbuat apa-apa
24.3.10
lakukan, dari hal yg paling sederhana
beberapa dari mereka kadang terlalu bersemangat. atas nama lingkungan, mereka berbicara sebagai yang paling benar. mungkin saja ada yang tidak paham atas apa yang dibicarakan. program dan meeting pun kejar setoran. skak mat!!
lalu apakah mereka sudah pada kesadaran penuh untuk saja membuang sampah pada tempatnya? tidak juga. tidak semua. tidak selalu.
apakah mereka sudah meminimalkan penggunaan plastik? kertas? hemat listrik?
bagaimana dgn mereka menggunakan air?
ada saja dari mereka, berdiri disana bukan sebagai pengabdian sesugguhnya, namun pekerjaan mencari uang dan fasilitas-fasilitas lain yang menyenangkan.
mereka cukup keren dgn gaya yang casual, berjalan penuh percaya diri dan terkesan..misterius. namun ada saja yang belum benar2 mengerti, apa inti dari yang sedang mereka lakukan.
apa saja yang berbau hijau, jika kita ibaratkan di facebook, mereka memberi jempol. mungkin tanpa mereka tau apa isi dan intinya. berbau lingkungan terkesan keren. ceremony? yess... practice eco life-style? i am not sure.
bahkan politik. seperti hantu.
ada dimana pun ruang berada. kita sudah biasa mendengar 'keberadaannya'. dan tentu saja anda bisa menemukan "hantu itu" disini.
jadi, semuanya begitu kompleks. sekarang apa yang ingin anda bicarakan soal idealis? kadang saya berpikir, idealis yang kita pertahankan mati-matian, hanya membuat kita terjebak dalam lumpur hidup. ada hal lain bernama realistis.
NGO bukan hal yang paling suci. kita lakukan bersama mulai dari hal yang kecil. bukan sekedar perayaan.. bukan sekedar omong kosong, namun lakukan.
lalu apakah mereka sudah pada kesadaran penuh untuk saja membuang sampah pada tempatnya? tidak juga. tidak semua. tidak selalu.
apakah mereka sudah meminimalkan penggunaan plastik? kertas? hemat listrik?
bagaimana dgn mereka menggunakan air?
ada saja dari mereka, berdiri disana bukan sebagai pengabdian sesugguhnya, namun pekerjaan mencari uang dan fasilitas-fasilitas lain yang menyenangkan.
mereka cukup keren dgn gaya yang casual, berjalan penuh percaya diri dan terkesan..misterius. namun ada saja yang belum benar2 mengerti, apa inti dari yang sedang mereka lakukan.
apa saja yang berbau hijau, jika kita ibaratkan di facebook, mereka memberi jempol. mungkin tanpa mereka tau apa isi dan intinya. berbau lingkungan terkesan keren. ceremony? yess... practice eco life-style? i am not sure.
bahkan politik. seperti hantu.
ada dimana pun ruang berada. kita sudah biasa mendengar 'keberadaannya'. dan tentu saja anda bisa menemukan "hantu itu" disini.
jadi, semuanya begitu kompleks. sekarang apa yang ingin anda bicarakan soal idealis? kadang saya berpikir, idealis yang kita pertahankan mati-matian, hanya membuat kita terjebak dalam lumpur hidup. ada hal lain bernama realistis.
NGO bukan hal yang paling suci. kita lakukan bersama mulai dari hal yang kecil. bukan sekedar perayaan.. bukan sekedar omong kosong, namun lakukan.
22.3.10
19.3.10
bunga kering
Saya tinggalkan bunga kering di meja kamar saya yang sudah kosong.
Saya letakkan hati-hati dalam “kanvas” buatan dari botol bekas yang saya potong dan sudah saya baluti dengan kertas kado berwarna oranye .
Bunga kering itu masih dibaluti plastik, pemberian sahabat saya dihari wisuda saya.
Saya suka warnanya yang kecoklatan.
Saya jinjing tas keluar
Lalu menutup pintu.
Selamat tinggal semuanya, entah kemana angin akan membawa saya..
Saya letakkan hati-hati dalam “kanvas” buatan dari botol bekas yang saya potong dan sudah saya baluti dengan kertas kado berwarna oranye .
Bunga kering itu masih dibaluti plastik, pemberian sahabat saya dihari wisuda saya.
Saya suka warnanya yang kecoklatan.
Saya jinjing tas keluar
Lalu menutup pintu.
Selamat tinggal semuanya, entah kemana angin akan membawa saya..
16.3.10
jika membayangkan bungee jumping
Jika membayangkan bungee jumping, segala sesuatu dalam perut saya seperti lompat tiba-tiba, acak, dan saling melawan. Lalu saya sempat berhenti nafas sambil berkata setelah itu; never. Gila apa..
Namun di pagi yang cerah sentosa ini, saya melihat bayangan diri saya yang mulai meniti tangga satu persatu, wow saya bisa merasakan detak jantung yang mulai tak karuan, dan mungkin saja mungkin, saya bisa kena serangan jatung ketika sampai di puncak sana. Angin mengejek saya. Membuat rambut saya pun awut-awutan. Kaki saya menjadi kaku. Saya sudah sampai di puncak, apa ini Tuhan..maksud saya, apa yang saya pikirkan sebelum sampai disini? Bunuh diri kah? Konon, itu lebih bermartabat di india sana daripada harus menjanda karena ditinggalkan pergi (dan saya tau apalagi kamu yang baru beberapa detik tadi menggoblog-goblog kan saya karena kalimat terakhir tadi, ini tidak ada hubungannya dengan janda sama sekali..err..). lebih pantas ini disebut pasrah ketika petugas mulai dengan cekatan memasang tali....
dan yap! Waktunya mati.
Silakan.. serahkan dirimu pada alam. Biar mereka yang mengatur cepat atau lambatnya. Hiburan sedikit, bahwa saya akan sempat merasakan air membasuh wajah saya, ah tidak..kata membasuh rasanya terlalu sopan dan tidak tepat. Paling tidak, saya sempat merasakan kepala yang menjadi dingin...lumer bersama hentakan air. Dan ini memudahkan saya terbang menuju langit kan?
Aarrgghhhhh......
Itu hanya khayalan saya. Namun bisa dipastikan saat saya menyerahkan diri saya pada apapun yang siap merenggut nafas saya, saya pastikan saya bahkan tidak mampu bersuara..apalagi teriak. Karena semuanya pasti tercekat ditenggorokan, tidak kemana-mana. Lalu air yang menghantam masuk lewat hidung dan mulut, menambah kacau segalanya.
Namun, suatu saat nanti, itu patut dicoba. Menghempaskan diri, melepaskan semua yang hinggap dipikiran yang mulai kepenuhan.
Namun di pagi yang cerah sentosa ini, saya melihat bayangan diri saya yang mulai meniti tangga satu persatu, wow saya bisa merasakan detak jantung yang mulai tak karuan, dan mungkin saja mungkin, saya bisa kena serangan jatung ketika sampai di puncak sana. Angin mengejek saya. Membuat rambut saya pun awut-awutan. Kaki saya menjadi kaku. Saya sudah sampai di puncak, apa ini Tuhan..maksud saya, apa yang saya pikirkan sebelum sampai disini? Bunuh diri kah? Konon, itu lebih bermartabat di india sana daripada harus menjanda karena ditinggalkan pergi (dan saya tau apalagi kamu yang baru beberapa detik tadi menggoblog-goblog kan saya karena kalimat terakhir tadi, ini tidak ada hubungannya dengan janda sama sekali..err..). lebih pantas ini disebut pasrah ketika petugas mulai dengan cekatan memasang tali....
dan yap! Waktunya mati.
Silakan.. serahkan dirimu pada alam. Biar mereka yang mengatur cepat atau lambatnya. Hiburan sedikit, bahwa saya akan sempat merasakan air membasuh wajah saya, ah tidak..kata membasuh rasanya terlalu sopan dan tidak tepat. Paling tidak, saya sempat merasakan kepala yang menjadi dingin...lumer bersama hentakan air. Dan ini memudahkan saya terbang menuju langit kan?
Aarrgghhhhh......
Itu hanya khayalan saya. Namun bisa dipastikan saat saya menyerahkan diri saya pada apapun yang siap merenggut nafas saya, saya pastikan saya bahkan tidak mampu bersuara..apalagi teriak. Karena semuanya pasti tercekat ditenggorokan, tidak kemana-mana. Lalu air yang menghantam masuk lewat hidung dan mulut, menambah kacau segalanya.
Namun, suatu saat nanti, itu patut dicoba. Menghempaskan diri, melepaskan semua yang hinggap dipikiran yang mulai kepenuhan.
sedikit doa pada pagi yang kering
Yang membuat saya terkejut adalah, saya tidak pernah menyesali ini. Apalagi berandai-andai, jika waktu bisa kembali, saya tidak akan menghapus kisah ini. Dan yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah, mengapa luka ini terus saja menggerogoti sel-sel tubuh saya. Padahal mata saya sudah saya buka lebar-lebar..meskipun saya masih saja menutup rapat telinga saya.
Tentu saja saya tidak terkejut apabila saya membayangkan kondisinya bukan seperti ini. Karena saya hanya mencari sudut ruangan, memandang jauh di jendela sebelah, sambil mengagumi sore. Dan saat itu, saya menyiapkan diri berimajinasi. Lalu senja yang terkesan lembut, tiba-tiba seperti menghantam kepala saya, “dasar anak bodoh, masih saja kau larut pada warna ku yang semu ini, kau harus pulang ke dunia mu, sebelum gelap menenggelamkan mu lebih dalam, nak”. Terimakasih hantamannya senja, barusan itu sakit sekali.
Oke, saya kembali terkejut, ketika saya berhasil menyeret-nyeret tubuh saya, pada sebuah pagi yang kering sekali. Ada banyak kejadian disini. Saya tidak mempunyai kuasa apa-apa karena saya telat datang, hanya memandangi dan terus saja berjalan. Apakah saya sudah membuat keputusan yang salah? Haruskah saya biarkan mata terpejam sepanjang hari bukan bangun pada pagi yang seperti ini? Tetapi saya terus saja berdoa: “angin bisa kah kau merasakan bisikan-ku? hembuskan kebahagiaanmu... iringi tubuh ku yang masih rapuh, mungkin pelangi terhalang mendung di ujung barat sana..”
Tentu saja saya tidak terkejut apabila saya membayangkan kondisinya bukan seperti ini. Karena saya hanya mencari sudut ruangan, memandang jauh di jendela sebelah, sambil mengagumi sore. Dan saat itu, saya menyiapkan diri berimajinasi. Lalu senja yang terkesan lembut, tiba-tiba seperti menghantam kepala saya, “dasar anak bodoh, masih saja kau larut pada warna ku yang semu ini, kau harus pulang ke dunia mu, sebelum gelap menenggelamkan mu lebih dalam, nak”. Terimakasih hantamannya senja, barusan itu sakit sekali.
Oke, saya kembali terkejut, ketika saya berhasil menyeret-nyeret tubuh saya, pada sebuah pagi yang kering sekali. Ada banyak kejadian disini. Saya tidak mempunyai kuasa apa-apa karena saya telat datang, hanya memandangi dan terus saja berjalan. Apakah saya sudah membuat keputusan yang salah? Haruskah saya biarkan mata terpejam sepanjang hari bukan bangun pada pagi yang seperti ini? Tetapi saya terus saja berdoa: “angin bisa kah kau merasakan bisikan-ku? hembuskan kebahagiaanmu... iringi tubuh ku yang masih rapuh, mungkin pelangi terhalang mendung di ujung barat sana..”
dasar perasaan!
jika bicara soal perasaan,
seolah-olah selalu ada pembenaran.
kemana perginya aturan?
seolah-olah selalu ada pembenaran.
kemana perginya aturan?
12.3.10
tingkah masa lalu dan kenangan
kadang, saya ingin berteriak pada masa lalu dan kenangan..
"bisa kah kalian berhenti mengikuti kami???!!"
"bisa kah kalian berhenti mengikuti kami???!!"
11.3.10
sejak aku....
sejak kapan jawaban tidak lagi mempunyai makna besar?
sejak aku tidak perlu bertanya lagi.
sejak aku tidak perlu bertanya lagi.
2.3.10
Hatiku Selembar Daun
hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring disini
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput
sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi
-sapardi djoko damono
biarkan aku dalam hening, tanpa kalian tau dimana.
sendiri.. memandangi cahaya sore yang terselip dicelah jendela
biarkan pikiranku berlari-lari bersama imajinasi
lalu aku bebas tanpa mereka..
biarkan 'aku' menjadi pemenang sebelum tiba di dunia lagi
biarkan aku di negri ku sendiri. tanpa terpaan.
hatiku selembar daun..
terkadang aku ingin terbawa angin..
dan melayang ditempat yg kalian tidak tau.
-lamonna
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring disini
ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput
sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi
-sapardi djoko damono
biarkan aku dalam hening, tanpa kalian tau dimana.
sendiri.. memandangi cahaya sore yang terselip dicelah jendela
biarkan pikiranku berlari-lari bersama imajinasi
lalu aku bebas tanpa mereka..
biarkan 'aku' menjadi pemenang sebelum tiba di dunia lagi
biarkan aku di negri ku sendiri. tanpa terpaan.
hatiku selembar daun..
terkadang aku ingin terbawa angin..
dan melayang ditempat yg kalian tidak tau.
-lamonna
1.3.10
pagi..dunia!
ternyata ini sudah pagi
aku rasa aku harus bangun
melupakan mimpi semalam
melupakan purnama yang semalam lupa datang
ternyata matahari tidak pernah lelah menyapaku
aku ingin mengumpulkan ilalang
sambil menyusuri jalan
meskipun belum tau pasti kemana...
aku rasa aku harus bangun
melupakan mimpi semalam
melupakan purnama yang semalam lupa datang
ternyata matahari tidak pernah lelah menyapaku
aku ingin mengumpulkan ilalang
sambil menyusuri jalan
meskipun belum tau pasti kemana...
Subscribe to:
Posts (Atom)