"Sekarang waktunya kita kembali ke ruang masing-masing. Kau telah merampas malam ku. Sekarang, biarkan aku mengamatimu dari balik sekat jendela yang disesaki bulir-bulir air sehabis hujan. Aku akan di sini saja, duduk, menikmatimu dari jauh. Kau, mungkin, pergi dengan payung hitam itu. Aku di sini saja, di dunia ku," katamu, di suatu malam yang katamu telah aku rampas.
"Pergi? aku pun akan di sini saja, di sudut yang biasa. Kau tahu, sambil menunggu setiap sore. Aku pandangi siluetmu, mengingat-ingat kehangatan itu. Tak ada lagi gejolak, namun belum saatnya aku beranjak, senja. Kenapa? Aku pun tidak tahu. Oh ya, aku baik-baik saja," kataku, di sebuah sore yang telah kau curi.
Lalu lalang orang-orang pun tak pernah mengerti apa yang dua orang itu tunggu. Mereka bahkan tak ingin memahami, karena kisahnya terlalu perih.
i am gonna be the first who gonna buy your book in the book store, when it was published. keep writing :p
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletesure you can.. said god :p
ReplyDeleteGifted with amazing writing talent tough,, just keep moving.
"Fa inama al usri yusra, inama al usri yusra"