Barusan saya berbincang dengan sahabat saya, yang juga partner di kos dan di kantor; Ida. Ini mungkin perbincangan yang ke seribu kali-nya dengan tema yang sama:
Saya:
"Kita udah terlanjur kecebur, da. Masa mau tenggelam atau mengapung. Mending kita berenang, kan? Cari tepian. Kali aja di suatu tempat nanti ada dataran yang indah."
Ida:
"Lo abis tapa brata ya, mon?"
Saya:
*Jedotin kepala di tembok*
Pasti, tidak semua dari kalian mengerti saya bicara soal apa. Ibaratnya begini, saya berdiri di sebuah lingkaran konvensional yang bangun kesiangan. Anggap saja mereka bertugas untuk menciptakan taman, dengan tanaman-tanaman yang berkualitas, bermanfaat dan harus tumbuh baru tepat waktunya.
Mereka semakin terhimpit oleh taman-taman baru yang lebih modern. Herannya, bukannya bergegas memutar ide agar taman mereka tidak ketinggalan jaman dan bermutu, mereka masih saja membuka jendela masa lalu dimana taman mereka lah yang paling besar dan terpandang. Dan kurang terik apa sang matahari menyengat mereka?
Tidak mengejutkan, ketika taman itu menjadi sepi, suram, antara ada dan tiada. Taman itu mungkin tidak akan tergusur, tetapi sangat mungkin jika taman itu hanya akan menjadi taman yang kering kerontang.
Angin semakin kering. Tetapi mereka menutup mata. Tanaman-tanaman semakin kritis. Namun mereka sibuk mencari posisi yang bagus.
Lalu datang lah sekumpulan anak muda yang di kepalanya masing-masing, sudah ada bayangan taman terindah, seindah impian mereka. Mungkin kah mereka bisa menyuburkan tanah yang sudah kering kerontang? yang enggan dijamah? yang sudah nyaman dengan tanaman-tanaman yang kerontang? yang masih merasa aman selama lahan mereka tidak digubris?
Segalanya mungkin berubah. Kita sebut ini: tantangan :)
Iya ... Gak ngerti apa maksud ... tapi tetap bikin penasaran untuk mengahbiskannya ...
ReplyDeleteYou must be.. OomGun :D semoga kenyang ya om hehe..
ReplyDeleteHmmm ...sudah kenyang gw.
ReplyDeleteMona ... hidup ini klise seperti isi tulisanmu diatas... Nah tantangan lo adalah mencetaknya jadi potret yg bisa dinikmati .... siapapun.
Membuat yang klise menjadi lebih bermakna? Bismillah.. :')
ReplyDeleteentah kenapa bagi saya terlihatnya seperti ancaman, bukan tantangan..
ReplyDeleteTantangannya tak adalagi ... karena Mona pasionnya hilang :)
ReplyDelete