aku berjalan di bawah payung ditemani gerimis dan roti kering.
sedikit-sedikit, aku merasakan rintik-rintik yang keras kepala terus menghujaniku, yang perlahan membuatku kebasahan.
hembusan angin yang enggan menyapaku dengan hangat.
awan-awan yang begitu dingin menyambutku, dalam suram.
aku terus melewati jalanan basah.
menyusuri bau-bau tanah.
ada yang aneh,
karena aku bukan orang yang nyaman menggunakan sebuah payung.
apakah ini, aku- yang sudah lelah pada keangkuhan?
dan roti kering itu belum aku makan.
karena hanya itu satu-satunya milikku, dalam genggaman.
semakin gelap dan semakin jauh,
aku semakin asing pada kesunyian ini.
semakin tidak mengerti kemana pikiran ini membawa langkahku.
meskipun aku selalu bertekad, tidak akan pernah ada sebuah penyesalan.
dan aku masih saja menggenggam erat roti kering-ku
dan payung-ku, dengan enggan.
nice
ReplyDelete