Malam-malam ku hanya diisi oleh kata-kata yang terburai.
Saat itu, aku ingin mencabik-cabik malam,
agar cepat ku dapat terang.
Tunggu, jangan dulu terang.
Benang kusut semakin absurd.
Rangkaian
kata-kata belum terbentuk.
Aku hanya mampu melukis bimbang di udara.