aku menuai rindu di sini.
ke dalam sebuah kata-kata dalam puisi
ke dalam sebuah zat-zat menjelma angin
ke dalam sebuah lingkaran cahaya berbentuk bulan
aku tiup angin itu kemana kamu menunggu ku, selalu.
aku bisikan kata rindu. bisa kah kamu merasakan?
aku titipkan senyum ku pada bulan sabit di langit malam
senyum yang menyimpan sejuta rasa, aku kepadamu.
bisa kah kamu melihatnya?
dan aku menuju ke bibir pantai.
sore itu aku melangkah berat di atas pasir putih,
menggenggam sebuah botol berisikan surat untukmu.
tunggu lah di ujung sana, saat senja tampak sempurna
dan jangan kamu terlambat hingga nyaris gelap.
sampai kan pesan saat pagi masih berwarna jingga.
titipkan apa yang ingin kamu ucapkan pada bunga matahari.
nanti mereka akan bermekaran dan menari mengikuti angin.
dan aku mengerti, kamu membaca surat ku.
aku, yang di sini menunggu mu bersama matahari, menerjang hari.
dan menjemputmu bersama bulan, menuju mimpi di setiap malam.
...mimpi kita.
25.7.10
biarkan mereka menjadi bintang bintang di angkasa
kita semua pasti adalah manusia yang ingin maju.
melanjutkan hidup.
tetapi apakah kita sadar, bahwa terkadang yang kita lawan bukan persoalan yang menghadang "di depan".
namun justru kenangan.
kenangan menarik kita
menjadi ragu.
mendorong kita
menjadi jatuh.
menggerogoti jiwa
menjadi hampa.
kenangan yang seharusnya menjadi tiket masa kini,
justru menjadi tiket yang mengantarkan kita pada langkah yang tidak bergerak.
ternyata kita salah.
salah meletakkan si kenangan, pada sebuah ruang yang tidak tepat.
ruang yang seharusnya terisi oleh masa kini dan tersisa untuk masa nanti.
kita malah biarkan mereka di sana.
menjadi penguasa.
genggam lah kenangan.
lempar kan mereka ke langit malam.
lalu mereka menjelma menjadi bintang-bintang di angkasa.
yang cukup kita pandang sekali-sekali,
namun bukan untuk kita kejar, bukan untuk kita capai.
karena kita tau, itu akan sia-sia.
melanjutkan hidup.
tetapi apakah kita sadar, bahwa terkadang yang kita lawan bukan persoalan yang menghadang "di depan".
namun justru kenangan.
kenangan menarik kita
menjadi ragu.
mendorong kita
menjadi jatuh.
menggerogoti jiwa
menjadi hampa.
kenangan yang seharusnya menjadi tiket masa kini,
justru menjadi tiket yang mengantarkan kita pada langkah yang tidak bergerak.
ternyata kita salah.
salah meletakkan si kenangan, pada sebuah ruang yang tidak tepat.
ruang yang seharusnya terisi oleh masa kini dan tersisa untuk masa nanti.
kita malah biarkan mereka di sana.
menjadi penguasa.
genggam lah kenangan.
lempar kan mereka ke langit malam.
lalu mereka menjelma menjadi bintang-bintang di angkasa.
yang cukup kita pandang sekali-sekali,
namun bukan untuk kita kejar, bukan untuk kita capai.
karena kita tau, itu akan sia-sia.
5.7.10
doa di awal Juli
Mengejar mimpi hanya menghabiskan energi jika kita terlalu takut untuk menangkapnya.
Tuhan yang Maha Mengabulkan, semoga besok pagi ketakutan ini sirna
bersamaan dengan habisnya gelap mengawali hari yang baru.
Dan yang terpenting adalah,
semoga saya tidak pernah lelah memohon pertolongan-Mu, Tuhan.
Tuhan yang Maha Mengabulkan, semoga besok pagi ketakutan ini sirna
bersamaan dengan habisnya gelap mengawali hari yang baru.
Dan yang terpenting adalah,
semoga saya tidak pernah lelah memohon pertolongan-Mu, Tuhan.
menjadi hujan
awan meluruh bersama harapan yang hilang.
meresap ke dalam tanah.
melebur ke dalam samudera.
...menjadi hujan.
meresap ke dalam tanah.
melebur ke dalam samudera.
...menjadi hujan.
Subscribe to:
Posts (Atom)