Aku melihatmu di kejauhan menebar janji pada pagi..membawanya pergi menyisakan mendung..sampai di penghujung petang kamu membuangnya ke dasar lautan sebelum dilihat malam...
Kamu mendatangi malam yang sudah muram...menyelami gelap bersama...tidak pernah kembali terang...menjadi kesepian yang tidak pernah selesai...
Menjingga
dan hari baru pun di mulai saat tanah masih basah....
1.11.16
7.9.16
Hutan belantara
Dan aku tersesat lagi di hutan belantara
Di sini kepercayaan seperti tangkai kering
Harapan berserakan menjadi daun yang sudah cokelat tua
Amarah menggema mengikuti angin
Tangisan meraung-raung dalam hening
Di sini kepercayaan seperti tangkai kering
Harapan berserakan menjadi daun yang sudah cokelat tua
Amarah menggema mengikuti angin
Tangisan meraung-raung dalam hening
30.8.16
Terpaut waktu
Wahai waktu yang tidak tepat waktu
Atau..aku yang terlambat mengejarmu?
Karena tidak ada yang pernah sama lagi, terpaut oleh waktu..
Atau..aku yang terlambat mengejarmu?
Karena tidak ada yang pernah sama lagi, terpaut oleh waktu..
Rindu
Aku benci rindu ini. Rindu yang pernah datang dan pergi tapi berhasil aku sembunyikan di dalam sebuah kotak sunyi.
Pada sebuah malam yang menggigil itu, dia melesak keluar. Lalu dia merayapi tubuhku. Membuat ku melayang, menorehkan senyum yang tidak bisa aku tahan.
Rindu itu belum berhenti mengikuti gerakan ku, seperti bayangan.. yang kemudian diam-diam menyusup ke dalam tubuh ku, melebur.. mengunci pikiran ku, meruntuhkan pertahanan ku.
Apakah kamu pernah merasakan rasa rindu yang terasa sampai ngilu?
Pagi itu aku terbangun dengan rasa rindu itu, yang terasa ngilu. Yang aku takut, hanya akan berakhir sendu.
Pada sebuah malam yang menggigil itu, dia melesak keluar. Lalu dia merayapi tubuhku. Membuat ku melayang, menorehkan senyum yang tidak bisa aku tahan.
Rindu itu belum berhenti mengikuti gerakan ku, seperti bayangan.. yang kemudian diam-diam menyusup ke dalam tubuh ku, melebur.. mengunci pikiran ku, meruntuhkan pertahanan ku.
Apakah kamu pernah merasakan rasa rindu yang terasa sampai ngilu?
Pagi itu aku terbangun dengan rasa rindu itu, yang terasa ngilu. Yang aku takut, hanya akan berakhir sendu.
Ilusi
Masa lalu hanya lah cerita yang kita ulang-ulang sendiri.
Tetapi mengapa kita masih saja mencoba menghentikan waktu? Padahal mereka telah menjadi ilusi, hanya ilusi
Tetapi mengapa kita masih saja mencoba menghentikan waktu? Padahal mereka telah menjadi ilusi, hanya ilusi
Terlewat
Seberapa sering kita melewatkan keindahan yang kemudian tinggal cerita sebelum kita sempat tangkap?
Aku bertanya-tanya, ada berapa penyesalan yang membuat sore ini menjadi begitu sendu.
Mungkin salah satunya itu penyesalan milikmu?
Aku bertanya-tanya, ada berapa penyesalan yang membuat sore ini menjadi begitu sendu.
Mungkin salah satunya itu penyesalan milikmu?
Labirin
Karena ketika kita jatuh cinta, kita sedang membiarkan diri masuk ke dalam labirin, yang entah membawa kita pada perjalanan-perjalanan lainnya, atau hanya berputar-putar saja tersesat di dalamnya.
Jatuh cinta tidak pernah memberi jalan keluar.
Jatuh cinta tidak pernah memberi jalan keluar.
4.5.15
Puisi B
Pintu di ruangan itu sedikit terbuka
Ruangan yang tidak pernah disentuh olehnya.
Barang-barang di dalamnya masih sama sejak bertahun-tahun lalu.
Ruangan yang tidak pernah disentuh olehnya.
Barang-barang di dalamnya masih sama sejak bertahun-tahun lalu.
Saat itu kamu membawa ku masuk.
Ada gejolak yang aneh berjejalan mengisi tubuh kita. Hampir penuh.
Ingin aku membaginya denganmu. Potongan-potongan rasa sayang yang mulai
menemukan polanya. Tempatnya ada padamu, yang selama ini telah aku
rindukan, bahkan sebelum kita saling mengenal.
Tapi aku tidak bisa mengabaikan ini: barang-barang usang yang sepertinya tidak tergantikan. Tidak akan pernah.
Aku tidak bisa.
Aku bukan pelipur lara. Mata mu terkadang kosong. Dan mungkin, aku pun terlalu rapuh untuk mengisinya.
=======
From the Coffeeshop Art Series
Tapi aku tidak bisa mengabaikan ini: barang-barang usang yang sepertinya tidak tergantikan. Tidak akan pernah.
Aku tidak bisa.
Aku bukan pelipur lara. Mata mu terkadang kosong. Dan mungkin, aku pun terlalu rapuh untuk mengisinya.
=======
From the Coffeeshop Art Series
Me on words
Aditya Wicaksono on sketch and drawing
11.4.15
Distance
I let myself away from all those commotion. Watching you from a distance.
You're like a whispering breeze that I could never reach, only to see you went away.
Let me be here once more, to see you again. Before you're fading.
There'd be dark after dusk.
There'd be a goodbye after a sweet encounter.
... and emptiness after joy.
You're like a whispering breeze that I could never reach, only to see you went away.
Let me be here once more, to see you again. Before you're fading.
There'd be dark after dusk.
There'd be a goodbye after a sweet encounter.
... and emptiness after joy.
Sometimes, the wheel spins so fast. Beyond consciousness.
======
From the Coffeeshop Art Series
Me on words
Aditya Wicaksono on sketch and drawing
Subscribe to:
Posts (Atom)